Inilah 5 Bukti Kekayaan Indonesia, Dari Katak Raksasa hingga Orangutan Tapanuli

Kekayaan keragaman hewan Indonesia telah tidak dimungkiri lagi. Dilansir dari website WWF Indonesia, nusantara adalahrumah untuk 12 persen mamalia, 16 persen reptil dan amfibi, 17 persen burung dan 25 persen spesies ikan di dunia, meskipun distrik kita melulu 1,3 persen dari semua permukaan Bumi.

5 spesies hewan Indonesia yang butuh Anda kenal


Bila mesti didaftar satu per satu, pasti kekayaan anda ini seakan tak terdapat habisnya. Oleh sebab itu, kami sudah memilih lima spesies hewan Indonesia yang butuh Anda kenal.


  • Duyung


Tahukah Anda, Bintan, Indonesia adalahsalah satu habitat alami terakhir untuk duyung atau dugong? Hal ini dikarenakan situasi lamun wilayah tersebut yang sehat. Untuk duyung, lamun adalahmakanan dan pun rumah. Sebaliknya, fauna ini berperan besar dalam menyeimbangkan ekosistem lamun yang adalahtempat hidup untuk beragam komoditas perikanan berharga laksana teripang, baronang, dan rajungan Sayangnya, spesies ini berstatus rentan punah dalam susunan merah IUCN.

5 spesies hewan Indonesia yang butuh Anda kenal


Salah satu faktornya ialah siklus reproduksi duyung yang lambat. Spesies ini perlu 10 tahun guna menjadi dewasa, hamil sekitar 14 bulan dengan interval 2,5-5 tahun, melulu melahirkan satu bayi dalam masing-masing kehamilan dan bergantung pada susu induknya sekitar 18 bulan. Namun, duyung pun masih sering dikejar pada skala lokal guna daging, air mata, dan taringnya. Lalu bila pun mendarat di wilayah yang tidak memburunya, duyung masih tidak jarang ditemukan terjaring atau tertabrak kapal.


  • Badak sumatera


Lebih menyedihkan dari nasib duyung ialah badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang berstatus dalam bahaya kritis. Sudah berhadapan dengan fase kepunahan sekitar 10.000 tahun, populasi spesies ini diduga pada 2008 melulu tinggal 220-275 ekor saja dengan 100 ekor di Sumatera dan 23 ekor di Kalimantan. Itu juga trennya terus menurun.

Seperti duyung, badak berbulu ini mempunyai siklus perkembangbiakan yang lambat. Badak betina baru menjangkau tingkat kematangan seksual pada usia 6-7 tahun, sedangkan jantannya pada usia 10 tahun. Lalu, sang betina melulu kawin sekali masing-masing empat atau lima tahun, yang bila sukses akan dibuntuti dengan kehamilan sekitar 16 bulan.

Setelah bermunculan pun, anak badak bermukim dengan induknya sekitar 2-3 tahun. Di samping itu, upaya pelestarian badak pun ditantang oleh evolusi habitat dan kegiatan masyarakat di Sumatera, serta tambang dan pemasangan jerat di Kalimantan. Padahal, andai satwa ini mati, semua genus Dicerorhinus pun punah. Sebab, badak sumatera adalahspesies terakhir dari genus yang berevolusi 15-20 juta tahun ini.


  • Katak raksasa Limnonectes blythii


Indonesia adalah negeri katak raksasa. Dari 67 jenis katak raksasa di dunia, 25 di antaranya terdapat di nusantara. Salah satu yang sangat terkenal ialah Limnonectes grunniens yang ditemukan berukuran sebesar ayam di Enrekang dua tahun lalu.

Namun, terdapat spesies katak raksasa beda yang pun membutuhkan perhatian kita. Limnonectes blythii atau katak raksasa melayu tersebar di Sumatera, Malaysia dan Singapura. Betina katak ini dapat mencapai 26 sentimeter, sedangkan pejantannya melulu 13 sentimeter.

Berdasarkan keterangan dari IUCN, L blythii berstatus nyaris terancam. Ia merasakan penurunan populasi tidak cukup dari 30 persen per tahun sebab dieksploitasi sebagai bahan makanan. Di samping itu, habitatnya, yaitu hutan-hutan Sumatera, tidak sedikit mengalami kerusakan.


  • Lebah raksasa Wallace


Lebah raksasa Wallace atau Megachile pluto baru naik daun di Indonesia sebab ditemukan pulang di Maluku unsur utara setelah hampir tak terlihat sekitar 40 tahun.

Sesuai julukannya, lebah ini memang berukuran paling besar. Panjang tubuhnya dapat mencapai empat sentimeter, sedangkan lidahnya menjangkau tiga sentimeter. Spesies ini pun mempunyai mandibula atau rahang bewah laksana yang dipunyai kumbang rusa.

Pada ketika ini, lebah raksasa bisa ditemukan di wilayah pegunungan tiga pulau bertolak belakang di Maluku utara. Lokasinya terasing dan sulit dicapai manusia. Namun, bukan berarti spesies inis ecara otomatis terlindungi dari bisnis perburuan lebah yang memasarkan spesies langka.

Di samping perburuan ilegal, lebah raksasa Wallace pun terancam oleh hilangnya habitat bila lahan diolah menjadi perkembunan kelapa sawit atau kegiatan lainnya. Oleh sebab itu, lebah raksasa ini perlu dibentengi dan mendapat perhatian lebih dari masyarakat.


  • Orangutan tapanuli


Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) baru diidentifikasikan pada November 2017 oleh semua ilmuwan. Bersamaan dengan kabar bahagia penemuan ini, hadir kekhawatiran bahwa spesies ini bakal segera punah. Pasalnya, melulu tersisa tidak hingga 800 ekor orangutan tapanuli di alam. Jumlah itu melulu setengah dari populasinya pada tahun 1985.

Populasi ini pun terfragmentasi menjadi tiga blok, yaitu blok barat yang mengandung 600 individu, blok unsur timur yang mengandung 160 invididu dan sibualbuali yang melulu mengandung 30 individu. Padahal, orangutan tapanuli mempunyai waktu perkembangbiakan yang lama. Individu spesies ini baru dapat mempunyai anak pada umur 15 tahun dan melulu melahirkan masing-masing 8-9 tahun. Spesies ini juga mempunyai sifat 100 persen arboreal yang dengan kata lain mereka paling bergantung pada hutan dan tidak dapat menyeberangi distrik yang tidak terdapat pohonnya.

Pada ketika ini, orangutan tapanuli bermukim di habitat yang tidak lebih dari 10 kilometer persegi. Habitat yang telah sempit semakin dalam bahaya oleh pengembangan yang sudah direncanakan, yaitu PLTA Batangtoru.

Koalisi Indonesia yang sempat mengayunkan surat ke Presiden Joko Widodo berhubungan hal ini menyatakan bahwa ketiga blok populasi orangutan tapanuli mesti segera dihubungkan. Namun, tempat yang sangat memungkinan guna menghubungkan ketiganya ialah lokasi PLTA Batangtoru. Proyek tersebut pun dikhawatirkan akan menciptakan populasi orangutan semakin terfragmentasi sebab pembangunan jalan akses dan sutet bakal membelah blok barat menjadi dua.
Related Posts

Tambahkan Komentar Sembunyikan